Tuesday, May 21, 2013
Puisi-puisi Karya Anak Linggau
BULAN SABIT DI WAJAHMU
Oleh. Febria Hastiningtias
Jangan tanya
mengapa pekat malam sulit teraba
batu lebur terantuk debur
sayap patah dikoyak ranting
atau sebab resah mandanau di kepal tangan
Usah pula
meringsut kisut dalam kelambu
menuip sekam ke wajah ragu
mendulang batu di pucuk kalbu
mengutuk-rutuk dalam bisu :
bakar segala di ujung hisapan luka
dalam perjalanan menuju petang
mengapa bulan sabit bertengger di wajahmu?
AYAH BUNDA
Oleh. Nyayu Qurnia
Siapa yang mempunyai tangan yang kokoh itu
Tangan yang selalu menjagaku
Tangan yang tak pernah melepasku
Membimbingku, menunjukan arah ke mana langit nan biru
Siapa yang menimang siang malam
Menyanyikan lagu sayang dengan riang
Menyenandungkan ketulusan dalam senyuman
Hati putih nan mengenggam jemari menuju pelangi
Ayah dan Bundaku tersayang
Menjadi pelita di hati sanubari
Walau ajal akan menjelang
Ananda berjanji senantiasa selalu berbakti
PENANTIAN
Oleh. Latifah Istikomah
Mentari menyambut pagiku
Membawa angan bersamamu
Senyum hampa kutebarkan
Tuk tutupi kekecewaan
Ribuan bidadari menghampirimu
Adakah kau sambut?
Sedang aku seorang diri
Menantimu di balik waktu
SIMPATI
Oleh. Suci Lestari
Disana ………palestina
Mereka terkapar tak berdaya
Merintih kesakitan
Menyiksa seluruh jiwa tsak bersalah
Begitu malang nasibmu
Kini …….
Yang tersisa hanyalah puir-puir luka
Darah-darah yang berkucuran membasahi bumi nabi
Mereka butuh kebebasan
Seperti kupu-kupu berterbangan kesana kemari
Merek butuh kasih sayang
Seperti kangguru menggendog anaknya
Dari jauh……….
Aku hanya bisa mengirimkan
Sepegal doa untuk mu……..
Dan aku berharap
Semoga Tuhan slalu mengiringi arah jalanmu
Puisi Wajib Tk. SD
Huu-Jan
Oleh. Nyayu Qurnia
Mendung jadi pembuka hari
Kulihat…
Embusan angin terbangkan dedaunan
Melayang, jatuh di ujung daun pintu
Tiba-tiba, bertiup angan menyebrangi rindu
Menebar senyum kosong
Menutupi penyesalan
Lalu, rintik hujan mulai turun
Basah mencoreng kegetiran
Mencipta kegelisahan
Di balik waktu kucoba berpikir
Bagaimana hentikan hujan?
Dengan kilat yang membelah awan, kah?
Namun, hujan kian basah
Kini air telah mengalir ke laut
Sekarang…
…
menanti munculnya pelangi
Di sudut bumi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment