9 Tehnik Mengajar Speaking (Technique for Teaching Speaking)
Kalau melihat model pembelajaran Speaking, selama ini masih
mengandalkan model menghapalkan dialog kemudian maju ke depan kelas untuk
mempraktekannya. Kegiatan ini dilakukan biasanya karena guru ingin agar
kegiatan belajar mengajar cepat selesai tanpa repot-repot, atau tidak tahu apa
yang harus dilakukan dalam mengajar Speaking. Anggapan sementara, pembelajaran
Speaking itu rumit dan butuh keberanian siswa untuk memproduksi ucapan. Inilah yang
sering ditakutkan para guru. Mereka mengira Speaking itu butuh waktu lama dan
sulit bagi siswa untuk mengadaptasinya. Okelah, mari kita telaah 9 tehnik
mengajar Speaking berikut ini. Dengan tehnik-tehnik ini anggapan bahwa Speaking
bagi siswa itu sulit, bisa dihilangkan.
1.
Ask
and Answer.
Siswa diminta
melakukan tanya jawab. Prosesnya, mintalah siswa mencatat beberapa pertanyaan
interview kalau perlu dihapalkan. Kemudian bebaskan siswa bertanya kepada teman
di kelasnya. Sesuaikan pertanyaan dengan tema. Misal tema Personal Identitiy,
Shopping List, Map dan lain-lain. Untuk mengecek apakah siswa melakukan tugas
tersebut, mintalah mereka membuat catatan yang harus dilaporkan kepada guru
setelah proses pembelajaran berakhir. Guru hanya memonitor siswa dan memberikan
waktu untuk siswa melakukan tanya jawab.
2. Describe and Draw.
Siswa dibuat berpasangan. Siswa A mempunyai gambar yang tak
diketahui oleh siswa B, begitu pula sebaliknya. Siswa A menerangkan gambar yang
ia punyai dan siswa B menggambar sesuai keterangan siswa A. Setelah siswa A
selesai, ganti siswa B menerangkan gambarnya. Mintalah mereka membandingkan
gambarnya dan memberi nilai sesuai selera mereka.
3. Discussion.
Tentukan
sebuah topik dan mintalah siswa secara berkelompok mendiskusikan topik sesuai
gambar. Tehnik ini cocok diterapkan bagi intermediate dan advance learners.
4. Guessing.
Guru
atau beberapa murid mempunyai sebuah informasi yang harus ditebak oleh siswa
atau kelompok lain dengan menanyakan dalam Bahasa Inggris.
5. Rememberring
Siswa
menutup mata dan mengingat gambar misalnya benda di dalam kelas atau letak
tempat-tempat. Tehnik ini efektif untuk mengasah daya ingat dan meminimalisir
lupa terhadap kosakata.
6. Miming.
Seorang
siswa mempraktekkan mimik tertentu semisal perasaan, melakukan suatu kegiatan,
dan lainnya. Sementara siswa yang lain menebak.
7. Ordering.
Siswa
diminta mengurutkan sesuatu dengan menanyakan dimana letaknya sampai menemukan
tempat yang sesuai.
8. Completing a form/questionnaire.
Siswa
bertanya jawab, atau menyediakan informasi tertentu untuk menyempurnakan sebuah
formulir atau kuis. Tehnik ini efektif diterapkan pada pelajaran berhubungan
dengan identitas, semisal formulir lowongan kerja, pengisian paspor dan
lainnya.
9. Role Play.
Tehnik
ini cocok untuk pembelajar yang telah mencapai level intermediate dan di
atasnya. Siswa mempraktekkan sebuah situasi semisal di kantor polisi,
pengadilan, drama, dan lain-lain. Siswa hanya diminta menggunakan
ungkapan-ungkapan yang pernah dipelajari atau menggunakan bantuan kartu. Guru
bertindak memberi arahan dan memonitoring kegiatan.
No comments:
Post a Comment